Dalam rangka mendukung keberlanjutan industri dan upaya mencapai net zero emission pada tahun 2060, Pusat Produksi Bersih Nasional berkesempatan untuk menghadiri acara Forum Group Discussion bertema “Green Catalyst: Peran Industri dalam Mendukung Net Zero Emission Tahun 2060″ yang berlokasi di Universitas Indonesia pada tanggal 22 Juli 2024. Acara ini membahas peran katalis dalam berbagai sektor industri serta strategi pengembangan katalis yang ramah lingkungan, dan dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk akademisi, industri, dan lembaga pemerintah.
Acara dibuka oleh sambutan Dekan FMIPA UI, Prof. Dede Djuhana, M.Si., PhD. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peran katalis dalam berbagai sektor industri, termasuk industri pangan, kimia, dan polimer. Beliau menyoroti perlunya pengembangan katalis yang ramah lingkungan dan ekonomis melalui kerjasama antara akademisi dan pemerintah untuk mengurangi dampak lingkungan. Sementara itu, Ir. Wiwik Pujiastuti, M.Si., Direktur Industri Kimia Hulu, menyampaikan bahwa sektor industri memiliki kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional, dengan kontribusi mencapai 19% pada tahun 2023. Penggunaan katalis, menurut beliau, tidak hanya mempercepat reaksi kimia tetapi juga mengurangi energi yang dibutuhkan, sehingga berdampak langsung pada pengurangan biaya operasional dan emisi gas rumah kaca.
Ibu Dwika Dasawarsih dari Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kementerian Perdagangan memaparkan mengenai kebijakan ekspor limbah B3, termasuk katalis bekas palladium. Beliau menjelaskan dasar hukum kebijakan dan prosedur ekspor yang harus dipenuhi oleh eksportir. Selain itu, Ir. Achmad Gunawan W., MAS. IPU., Direktur Pengelolaan Limbah B3, KLHK, memaparkan tentang peran katalis dalam industri dan pengelolaannya. Beliau menekankan pentingnya ekonomi sirkular dalam pengelolaan limbah katalis, dengan fokus pada penggunaan kembali bahan baku dan substitusi energi dari limbah.
Dalam sesi berikutnya, Munawar Khalil, S.Si.,M.Eng.Sc., Ph.D. dari Universitas Indonesia, memaparkan strategi regenerasi katalis Pd/C untuk purifikasi Terephthalic Acid (TPA). Beliau menjelaskan tantangan dan solusi untuk regenerasi katalis yang lebih hijau, termasuk penggunaan kombinasi metode thermal dan chemical washing serta green solvents. Pada sesi diskusi, berbagai pandangan dan solusi dibahas untuk pembangunan ekosistem green catalyst di Indonesia. Terdapat juga masukan mengenai sinergi antara universitas dan industri dalam penelitian dan pengembangan green catalyst.
Di Indonesia, kapasitas penggunaan katalis telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan pertumbuhan sektor industri. Industri kimia, pengolahan minyak, dan produksi polimer adalah beberapa sektor utama yang menggunakan katalis dalam proses produksinya. Meskipun data spesifik mengenai kapasitas penggunaan katalis dan kontribusi emisinya masih perlu diteliti lebih lanjut, peningkatan efisiensi penggunaan katalis dapat memberikan dampak positif terhadap pengurangan emisi.
Hal ini sejalan dengan prinsip RECP (Resource Efficiency and Cleaner Production) yang mencakup penggunaan sumber daya secara efisien dan mengurangi dampak lingkungan dari produksi. Inovasi dalam pengembangan green catalyst merupakan salah satu opsi RECP yang dapat diterapkan oleh industri untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi timbulan emisi. Penggunaan green catalyst tidak hanya mengurangi konsumsi energi tetapi juga meminimalkan produksi limbah dan emisi gas rumah kaca. Dengan mengintegrasikan prinsip RECP dalam pengembangan dan penggunaan green catalyst, industri dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi dan kontribusi yang signifikan dalam upaya mencapai net zero emission pada tahun 2060.
Acara ini diharapkan dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dalam manufaktur berkelanjutan serta mencari solusi dan mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan penggunaan katalis. Forum ini menjadi wadah untuk mempererat kerjasama antara akademisi, industri, dan pemerintah dalam mengembangkan katalis yang ramah lingkungan dan ekonomis, mendukung tujuan nasional untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060, dan memastikan kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.
Artikel ini ditulis oleh : Monica Evanty P