Jakarta, 30 November 2023 – Dalam rangka mengintegrasikan Circular Economy (CE) ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, BAPPENAS didukung oleh UN Partnership for Action on Green Economy (UN-PAGE) Indonesia melalui United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) melaksanakan berbagai kajian untuk mendukung upaya implementasi industri hijau sebagai strategi implementasi transisi ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon. Berbagai kajian tersebut yaitu Kajian Resource Efficiency and Cleaner Production (RECP) di sektor pupuk dan besi baja, serta identifikasi peluang ekonomi sirkular pada sektor pangan dan konstruksi.
UN-PAGE menunjuk Pusat Produksi Bersih Nasional sebagai pelaksana studi sesuai dengan expertise PPBN di bidang efisiensi sumber daya, produk bersih, dan LCA (Life Cycle Assessment). Hasil kajian RECP pada kedua sektor industri tersebut mewarnai jalannya diskusi dengan target sasaran kelayakan penerapan praktek RECP secara masif di kedua sektor industri tersebut sehingga dpt berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon. Kajian RECP dipaparkan oleh tenaga ahli PPBN, Ibu Jessica Hanafi (Pupuk) dan Ibu Anita (Besi dan Baja). Outcome Penerapan RECP pada industri pupuk dan besi baja adalah peningkatan daya saing ekonomi sehingga dapat memenuhi standar “buyer” seperti standar CBAM-Eropa.
Untuk memberikan gambaran mengenai kajian tersebut, pada 30 November 2023 di Shangri-La Hotel and Resorts Jakarta, UNIDO dan UNITAR bekerjasama dengan Direktorat Lingkungan Hidup Bappenas menyelenggarakan seminar dan dialog kebijakan industri hijau yang akan diintegrasikan ke dalam dokumen RPJMN 2025-2029. Dengan adanya seminar dan dialog ini, diharapkan dapat menginspirasi tindakan terhadap industri hijau dan membahas isu industri hijau di Indonesia dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan utama.
Seminar dan dialog terbagi menjadi tiga sesi utama:
- Sesi 1: Seminar Peningkatan Kapasitas Ekonomi Hijau dan Sirkular melalui Pendekatan Industri Hijau: Konsep, Metodologi, Pendekatan, serta Arah Kebijakan
- Sesi 2: Praktik dan Pendekatan Global-Nasional Implementasi Industri Hijau
- Sesi 3: Dialog Kebijakan Industri Hijau: Pendekatan Kajian RECP di Sektor Pupuk dan Besi Baja yang Berkontribusi untuk Strategi Peta Jalan Ekonomi Sirkular Sektor Pangan dan Konstruksi Indonesia
Beberapa pemateri dan narasumber turut hadir, dari pihak UN, pemerintah Indonesia, pelaku asosiasi industri pupuk dan besi baja nasional, hingga akademisi, termasuk sambutan dari Thibaut Portevin sebagai Head of National Cooperation dari EEAS Jakarta Mr. Salil Dutt sebagai Chief Technical Advisor dan Mr. Angus MacKay sebagai Director of Planet Division, UNITAR.
Sekitar 50 peserta yang terdiri dari akademisi dan pelaku industri pupuk dan besi baja hadir dalam acara ini. Melalui keterlibatan aktif dalam sesi dialog, diharapkan peserta dapat menciptakan rekomendasi kebijakan yang terkait dengan hasil kajian UNIDO. Rekomendasi ini diharapkan memberikan kontribusi dalam menyusun peta jalan, rencana aksi, dan strategi kebijakan untuk ekonomi sirkular di sektor pangan dan konstruksi Indonesia.
Seminar dan dialog membahas mengenai arah kebijakan ekonomi hijau Indonesia melalui penyusunan peta jalan dan rencana aksi ekonomi sirkular, lalu konsep, pendekatan metodologis dan praktik terbaik dalam penerapan standar industri hijau di Indonesia, praktik penerapan efisiensi proses produksi dan penggunaan sumber material di sektor pupuk dan besi baja untuk mendukung kebijakan ekonomi hijau dan sirkular, pendekatan dan alat utama dalam mempromosikan industri ramah lingkungan, kajian RECP sektor pupuk dan besi baja terkait kontribusi kalian terhadap peta jalan ekonomi sirkular Indonesia, serta dialog studi kajian RECP di industri pupuk dan besi baja nasional.
Ekonomi sirkular yang memiliki prinsip 9R (reduce, rethink, reduce, reuse, repair, refurbish, remanufacturing, repurpose, recycle, dan recover) diharapkan dapat diimplementasikan di sektor industri pupuk dan besi baja untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Pendekatan ini memadukan aspek lingkungan, ekonomi, dan pemerintahan yang dapat menciptakan dasar bagi ekonomi hijau. Penerapan RECP yang telah diselidiki sebelumnya mampu menilai kinerja industri dalam konteks ekonomi berkelanjutan. Proses ini memerlukan keterlibatan dan dukungan bersama dari industri, pemerintah, lembaga riset, dan lembaga keuangan. Oleh karena itu, transparansi dan komunikasi efektif mengenai praktik terbaik dapat memperkuat implementasi model industri berkelanjutan.
Penulis: Sarah Nurulsalamah, Muhammad Hilmazar Hawari
Editor: Amelia Agusni